Feeds:
Pos
Komentar

Archive for November, 2012

PENDAHULUAN 

Latar Belakang

Jika kita berbicara masalah sejarah maka tidak terlepas dari pembahasan masyarakat serta interaksi di dalamnya. Masyarakat sebagai salah-satu obyek sejarah tentulah berinteraksi satu dengan yang lainnya. Masyarakat menurut ilmu sosiologi  sebagaimana yang dijelaskan oleh Mujenah, S.H. dalam sebuah diskusi kelas terdiri dari kumpulan manusia yang membentuk satu-kesatuan karena adanya kepentingan dan tujuan yang sama kemudian berinteraksi satu sama lain.

Karena manusia itu banyak maka bermacam-macam interaksi dilakukan. Karena bermacam-macam interaksi maka memungkinkan terjadinya bentrok interaksi atau kepentingan. Oleh karena itu manusia tentunya memerlukan suatu aturan agar interaksi itu berjalan lancar dan terhindar dari bentrok kepentingan. Seperangkat aturan yang dibutuhkan manusia untuk menjaga agar tidak terjadi bentrok kepentingan itu sering kali kita sebut norma atau tatatertib atau lebih popular lagi dalam kajian ilmu pengetahuan yang lebih kompleks disebut hukum. Manusia sangat membutuhkan hukum untuk mengatur kehidupannya.

Menurut aliran sosiologi yang dipelopori oleh Hammaker, Eugen Erlich,  dan Max Weber, hukum merupakan hasil interaksi sosial dalam masyarakat. Hukum adalah gejala masyarakat, karenanya perkembangan hukum (timbulnya, berubahnya dan lenyapnya) sesuai dengan perkembangan masyarakat. Perkambangan hukum merupakan cermin dari perkembangan masyarakat.[1] (lebih…)

Read Full Post »

Latar Belakang

Menusia tidak lepas dari kebutuhan. Pada hakikatnya berbagai macam kebutuhan ini ada yang harus dipenuhi sesaat dan ada yang ditunda untuk dipenuhi dan ada juga yang tidak perlu dipenuhi, itulah ungkapan ekonomi yang saya tahu sejak saya kelas X di bangku sekolah. Pada dasarnya kebutuhan manusia itu tidak semuanya harus dipenuhi, namun karena sifat manusia sebagaimana yang dijelaskan oleh seorang guru Ekonomi di bangku Aliyah Suratini, SE., mengatakan bahwa manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas yang menyebabkan kebutuhannya tidak terbatas. Kita tidak bisa menafikan bahwa ada nilai kerakusan di dalam diri manusia, yang menyebabkan dirinya memiliki sifat tidak pernah puas dan kebuthannya tidak terbatas. Sifat yang tidak pernah puas ini bertentangan dengan hakikat keinginan manusia, yaitu  selalu menginginkan kepuasan, sehingga berbagai cara dilakukan agar mendapat kepuasan itu. Kepuasan inilah yang sebenarnya menjadi kebutuhan manusia. Ketika kebutuhan yang satu terpenuhi timbul lagi kebutuhan lain setelah kebutuhan lain ini terpenuhi, ternyata manusia tidak puas sehingga timbul lagi kebutuhan yang lainnya dan begitu seterusnya hingga manusia itu meninggal dunia, bahkan ada yang mengatakan setelah meninggal duniapun masih membutuhkan sesuatu yang harus dipenuhi oleh keluarganya yang masih hidup. Memang dasar manusia, makhluk yang tidak pernah puas.

Masing-masing manusia memiliki kebutuhan yang menuntut mereka untuk memenuhinya. Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda sehingga kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhanpun berbeda-beda sesuai kemampuan mereka. Hal inilah yang mengakibatkan manusia ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang bahagia dan ada yang susah, kesenjangan terjadi, yang miskin ingin kaya yang kaya ingin semakin kaya sehingga berlomba-lomba menuju kekayaan dan unjuk kekayaan. Terjadi bentrok dimana-mana., yang miskin bentrok dengan yang kaya dan yang kaya bentrok dengan yang kaya juga, akhirnya sesame miskinpun ikut-ikutan saling bentrok. Permasalahannya menjadi kompleks, jika tidak diatur maka akan merusak dan terus menerus saling mematikan satu dengan yang lain. Keharmonisan, kenyamanan, dan keselamatanpun terancam. Kesejahteraanpun akan mustahil terlaksana. Sehingga timbul aturan yang kita sebut hukum untuk menjamin adanya kesejahteraan social (social wefare). (lebih…)

Read Full Post »

koranlombok.com

Lombok Sumbawa Headlines

DE-MAJALAH [DEMA FISHUM UIN SUKA]

Dema Harmonis - Dema Dinamis

GERAKAN PRAMUKA MAN SELONG

Gugus Depan Lombok Timur 13.87 - 13.88

BIMBEL AKAL

MENGANTAR MERAIH KESUKSESAN